Semiotika di dalam film La La Land
LA
LA LAND
Screenshot Via Youtube :
Lionsgate
Release Date August 31st,
2016
Genre Musical – Romance
Direct By Damien Chazelle
Music By Justin Hurwitz
Produced By Fred Berger, Jordan Horowitz, Gary Gilbert, Marc Platt.
Production Company by Summit Entertaiment
Introduction
Film sendiri adalah
sebuah gambar yang diambil sehingga dapat menjadi hidup, film juga merupakan
serangkaian event yang di visualisasikan lewat foto bergerak yang memiliki alur
cerita atau plot untuk menghibur para penonton. Dalam sebuah film pula memiliki
makna – makna yang diambil dari dalam teks, adegan, skenario, dan gambar yang
biasa disebut sebagai semiotika di dalam film atau metode analisis lewat hal –
hal di atas. Saya akan melakukan analisis semiotika film La La Land.
La La Land adalah film yang
keluar pada tahun 2016 di bintangi oleh Emma Stone sebagai Mia dan Ryan
Ghostling sebagai Sebastian Wilder. La La Land di sutradarai dan di tulis oleh
Damian Chazelle, Film ini berhasil meraih penghargaan Golden Globe dan juga
penghargaan lainnya. La La Land sendiri menceritakan kisah seorag wanita
bernama Mia yang terobsesi untuk menjadi aktris populer, ia mengikuti banyak
sekali audisi namun gagal. Sedangkan Sebastian Wilder adalah seorang pria
pecinta musik jazz namun ia di anggap kuno oleh orang – orang sekitarnya, Ia
memiliki impian untuk membangun bar dengan pemain jazz nya sendiri. Suatu hari
mereka bertemu, yang awalmya tidak saling menyukai menjadi jatuh cimta satu
sama lain. Namun dikarenakan tujuan dam impian dalam hidup mereka yang berbeda
sehingga menimbulkan perdebatan satu sama lain maka mereka harus berpisah. Namun mereka berhasil
meraih mimpi satu sama lain.
I.
Thesis Statement
Film merupakan suatu
karya audio visual yang menggabungkan unsur naratif dan sinematik dengan tujuan
sebagai hiburan, Film sendiri adalah foto hidup yang bergerak dari frame ke
frame. Menurut Effendy Film adalah Teathitcal yang diproduksi khusus untuk pertunjukan
di gedung bioskop, sinetron atau televisi. Sedangkan menurut Wibowo film adalah
alat menyampaikan banyak pesan pada Khalayak umum lewat media cerita. Jika
menutut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan balai pustaka bahwa film sendiri
adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempay gambar negatif maupun
positif, dikenal juga sebagai lakon gambar hidup. Menurut Ardianto dalam
bukunya yang berjudul Komunikasi Massa Suatu Pengantar , kararteristik film
dibagi menjadi 4 macam yaitu : Layar yang luad, pengambilan gambar atau shot, konsentrasi
penuh, identifikasi psikologis.
II.
Landasan Teori
Analisis ini di buat
berdasarkan landasan teori semiotika dari para ahli :
A. Roland
Barthers
Menurut Roland Bathers
semiotika hendak mempelajari kemanusiaan dan memaknai hal – hal. Memaknai yang
dimaksud berbeda dengan komunkasi namun lebih ke arah objek – objek tersebut
hendak atau ingin berkomunikasi dan mengkonstitusi struktur dari tanda. Menurut Barthers pula Analisis semiotika film
dibagi menjadi 3 makna yaitu denotatif, konotatif, dan juga mitos. Denotatif
adalah makna yang sebenar – benarnya yang disepakati secara bersama secara
sosial yang rujukannya para realitas, Konotatif adalah tanda yang maknanya
memiliki keterbukaan makna yang implisit yang artinnya terbuka dengan
penafsiran – penafsiran baru, sedangkan untuk mitos sendiri adalah berfungsi
untuk mengungkapkan nilai – nilai dominan yang berlaku di dalam periode
tertentu.
b. Charles
Sanders Peirce
Menurut Charles Sanders
Peirce Semiotika adalah metode analisis yang diperuntukan untuk menganalisis makna
di dalam tanda – tanda sebagai bentuk intepretasi pesan yang di maksud. Analisis
semiotika dilakukan untuk mencari tahu bagaimana tanda itu bekerja. Menurut
Peirce sendiri tanda adalah representasi yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam
batas – batas tertentu. Tands akan selalu mewakili sesuatu yang lain. Peirce
memiliki konsep segitiga makna yaitu sign (berfunhsi sebagai tanda), objek (sesuatu yang merujuk pada tanda) dan
Intepretant (Makna dari tanda)
c. Ferdinand
De Saussure
Menurut Ferdinand De
Saussure semiotika film adalah kajian mengenai tanda dalam kehidupan sosial,
mencakup apa saja tanda tersebut dan hukum apa yang mengatur terbentuknya
tanda. Menurut Saussure suatu tanda dapat dianggap tanda apabila di dalamnya
terdapat penanda dan petanda. Yang di tulis atau di baca merupakan penanda (Signifier)
sedangkan petanda (signified) adalah makna atau pesan yang kita dapat dari sesuatu
yang kita tangkap.
d. Umberto
Eco
Menurut Umberto Eco
semiotika adalah ibarat menjelajahi hutan untuk memahami atau memusatkan perhatian
pada modifikasi sistem tanda. Konsep tanda di ubah menjadi fungsi tanda. Menurut
Eco tanda bukanlah suatu entitas semiotik yang dapat ditawar tetapi suatu
tempat bagi pertemuan unsur – unsur independent. yakni ungkapan dan isi dan
bertemu atas dasar pengkodean.
e. Zoest
Menurut Zoest segala
sesuatu yang dapat diamati dan teramati adalah tanda yang dimana hal tersebut
tidak terbatas hanya dalam 1 hal signifikan saja misalnya benda, tetapi dapat juga
dimasukan kedalam sebuah peristiwa.
f. Piliang
Menurut Piliang semiotika
adalah seluruh praktek sosial dianggap sebagai fenomena bahasa maka semuanya
juga dapat di pandang sebagai tanda.
g. Noth
Menurut Noth semiotika
adalah tanda yang juga terdapat dalam bentuk tulisan maupun bunyi.
ANALISIS 3 BAGIAN
I.
Pendahuluan
Dalam analisis ini saya
akan membahas mengenai hubungan semiotika di dalam film La La Land, Film in
memiliki banyak tanda yang memiliki makna – makna menarik di dalam kehidupan
sehari – hari sehingga sangat cocok bila di tonton oleh orang dewasa yang
sedang berusaha untuk mengejar mimpinya yang sulit untuk di capai.
II.
Pembahasan
Pada Essay ini saya akan
menjelaskan mengenai film yang ssya pilih yaitu La La Land, La La Land sendiri
adalah salah satu film ber genre Musical – Romance yang sangat terkenal dan
banyak di jadikan sebagai referensi contohnya seperti MV Kpop Twice yang
menggunakan adegan menari sunset menjadi salah satu adegan di MV nya.
La La Land sendiri rilis
pada 31 Agustus 2016 diperankan oleh Emma Stone sebagai Mia dan Ryan Ghostling
sebagai Sebastisan Wilder. Menceritakan kisah Mia seorang calon Aktris yang
selalu gagal dalam casting audisi yang ia ambil , ada pula Seb seorang pianis Funatic
yang meyakinkan dirinya bahwa ia membenci segala jenis musik selain Jazz, ia
berusaha untuk memghidupkan kembali Jazz dengan membuka Klub Jazz walau orang –
orang di sekitar dia menganggap bahwa Seb adalah orang yang kuno. Mia dan Seb
bertemu pertama kali di jalanan yang macet membuat Mia dan Seb tidak suka satu
sama lain. Suatiu hari di saat Mia baru saja pulang dari audisi dia yang gagal,
Ia di ajak temannya untuk ber pesta menggunakan gaun berwarna biru, Ia keluar
dari pesta itu dan berjalan di jalanan sendirian.. Seb pada saat itu sedang
bekerja bermain piano untuk lagu – lagu natal di restaurant. Tiba – tiba ia
merasa jenuh dan mulai memainkan musik Jazznya menarik perhatian Mia yang
berada di luar Restaurant terdebut. Mia tampak terpesona dengan permainan Seb yang
namun Seb pada saat itu di pecat karena tidak bermain sesuai harapan manager
restaurant. Mia ingin menyapa Seb namun Seb menghiraukannya.
Suatu hari Mia bertemu
lagi dengan Seb di sebuah pesta yang dimana Ia sedang bekerja sebagai Pianis di
dalam band, Mia melihat hal tersebut mengambil kesempatan untuk merequest lagu
yang inappropriate untuk sebuah musisi memainkannya. Pada akhirnya mereka
saling mengejek. Mia meminta bantuan Seb untuk menyelamatkannya dari pria yang
mengajaknya berbicara, pada akhirnya Seb membantu Mia dsn menemaninya ke mobil.
Di Taman menuju mobil mereka bernyanyi dan menari bersama membuat mereka
menjadi lebih dekat. Semenjak itu mereka sering bertemu dan menghabiskan waktu
bersama sehingga mereka mulai berkencan. Seb mendengar bahwa orang tua Mia
ingin Seb memiliki penghasilan tetap membuat Seb mulai bekerja sebagai pianis
yang bukan dia inginkan, sedangkan Mia fokus untuk memulai pertunjukan Teater
yang ia bikin sendiri.
Mia melihat ke arah Seb
yang bermain piano namun Ia merasa semakin jauh dari Seb, Seb selalu ikut Tour
dan melupakan mimpinya membuat mereka mulai renggang dan bertengkar pada saat
makan malam. Mia ingin Seb fokus mengejar mimpinya sedangkan Seb ingin menjadi
orang yang lebih baik untuk Mia dengan penghasilan tetap. Seb juga memilih
untuk melakukan photoshoot dibandingkan menonton pertunjukan Mia membuat mereka
putus.
Suatu hari Seb menerima
telepon bahwa Mia berhasil di Casting di pertunjukan film, Ia menjemput Mia
dari rumahnya dan menemani Mia. Mereka pergi ke taman tempat mereka menari dan
berpisah. 5 tahun kemudian Mia berhasil menjadi Aktris terkenal dan Seb
berhasil membangun Club untuk Jazz, mereka bertemu kembali di club Seb saling
memandang satu sama lain kemudian berpisah.
Semiotika dalam film La
La Land
1.
Jalanan
macet dan orang menari
Simbol dari adegan ini
adalah dimana orang – orang menari dan menyanyi di awal film walaupun di
situasi kemacetan dan nampak normal mendandakan bahwa film ini memiliki genre
Musical.
2.
Sebastian
seorang pianis
Terdapay piano dan
sebastian yang sedang memainkan piano tersebut menandakan bahwa ia adalah
seorang pianis, awalnya ia bermain lagu sesuai arahan namun kemudian ia bermain
Jazz untuk menarik perhatian orang – orang di restoran menandakan bahwa Ia
ingin orang – orang untuk melihat dan menyukai musik Jazz.
3.
Mia
seorang Aktris
Mia sedang berakting di
depan kamera menandakan bahwa Mia adalah seorang aktris.
4.
Mia
tidak menikmati pesta
Adegan disini nampak Mia
hanya melihat orang – orang yang sedang asik berpesta menandakan bahwa ia tidak
menikmati pesta tersebut.
5.
Warna
yang berbeda
Warna yang lain terlihat
gelap dan kebiruan sedangkan warna pintu restoran tersebut memiliki warna yang terang
dan mencolok menandakan bahwa Di dalam pintu tersebut terdapat hal penting yang
memancing karakter (Sebastian bermain piano)
6.
Awal
mula kedekatan karakter
Di adegan diatas adalah
dimana mereka menari bersama setelah memiliki hubungan yang buruk menandakan
hubungan mereka yang semakin dekat.
7.
Seb
ingin semua orang menyukai Jazz
Seb disini menjelaskan
pada Mia bahwa Jazz adalah musik yang menyenangkan setelah Mia bilanh ia tidak
suka musik Jazz menandakan bahwa Seb ingin semua orang menyukai Musik Jazz.
8. Seb
berhasil meraih mimpinya
Disini nampak nama Seb’s
sebagai nama Club menandakan bahwa Seb telah berhasil meraih mimpinya dalam
membuat club jazz.
9.
Mia
berhasil meraih mimpinya
Seb melewati sebuah Iklan
dengan muka Mia menandakam bahwa Mia sudah menjadi Aktris terkenal.
10.
Kedalam
hubungan
Mia dan Seb berpegangan
tangan menandakan bahwa mereka mengakui rass sayangnya ke satu sama lain.
III.
Penutup
Banyak sekali yang dapat
kita ambil dari dalam film ini, dan juga makna – makna semiotika di dalam
tersebut sangat menarik untuk di analisis dengan tanda – tanda yang dapat di
intepretasikan dengan makna yang tepat dan mendalam
KESIMPULAN
Kesimpulannya banyak
sekali adegan di dalam Film La La Land yang tidak memerlukan dialog untuk dapat
membuat penonton mengerti alur cerita La La Land, tanda dan simbol yang di
tunjukan pada film tersebut sangat jelas dan menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto. (2004). Komunikasi
Massa Suatu Pengantat.
Effendy. (1929). Kamus
Komunikasi.
Haes, P. Dkk. (2018). Analisis
Film CoCo Dalam Teori Semiotika Rolland Barthes,54.
Setyadi, H. Dkk. (2018). Analisis Semiotika
Ferdinand De Saussure Sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan Terhadap Film The
Call. Diakses pada 2018, dari https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/view/6195
Andany, W. (2021). Review Film : La La Land. Diakses
pada 19 Febuari 2021, dari https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210219152757-220-608444/review-film-la-la-land/amp
Khafid, S. (2019). Sinopsis
La La Land, Film Drama Musikal Yang Akan Tayang Di Trans TV. Diakses pada
tanggal 14 Febuari 2019, Dari https://amp.tirto.id/sinopsis-la-la-land-film-drama-musikal-yang-akan-tayang-trans-tv-dg1m
Yurinda, R. (2017). Analisis
Semiotika Tokoh Utama Wanita Dalam Film La La Land. (Universitas Panundan)
Diakses dari http://repository.unpas.ac.id/27731/
0 komentar :
Posting Komentar